-1.4 C
New York
Thursday, December 26, 2024

Sinopsis The Legend of the Blue Sea Episode 9 Half 2


PS : All
photographs credit score and content material copyright : SBS

Sim Chung
mengikuti Joon Jae sampai keluar dari rumah sakit, di dalam mobil, Joon Jae
hanya diam saja dan Sim Chung seperti tak berani untuk mengajaknya bicara. Joon
Jae pun sampai rumah lalu mulai berbicara pada Sim Chung.

“Kau
boleh pergi kalau mau… Saat aku bilang, “jangan menyerah atas
keputusanmu.” Itu semua bohong… Menurutku.. Mana ada hal seperti itu? Aku
juga… jauh lebih nyaman dan baik-baik saja waktu kau tidak ada di sini.” Kata
Joon Jae lalu masuk ke dalam kamarnya. 

Joon Jae
membaringkan diri ditempat tidur teringat kembali saat dirinya terasa kesakitan
sambil menangis memanggil ayahnya. Saat itu tanganya di genggam oleh seseorang
lalu terbangun melihat Sim Chung ada didepanya dengan mengompres kepalanya.

“ Aku
melihatnya di TV. Kalau melakukan ini bisa membuat kondisimu baikan dan Sekarang
kau tidak panas lagi.” Kata Sim Chung,

“Siapa
yang suruh kau melakukan hal semacam ini?” kata Joon Jae duduk diatas tempat
tidur dan menyuruhnya untuk seger naik ke kamarnya.

“Kau
bilang seperti itu, tapi kau berharapaku akan menemani di sampingmu,
‘kan?Seberapa kalipun kaumenyuruhku menyerah…, Tapi aku tidak mau menyerah. “Akutidak
akan menyerah”.Apa kau berharap akuberkata seperti ini, ‘kan?” Tegas Sim Chung

Joon Jae
lalu teringat perkataan pada ayahnya sebelumnya “ Karena kau sudah menyerah,
lupakanlah semuaitu. Jangan masih memperjuangkannya” Sim Chung mengatakan
sekali lagi kalau ia  tidak mau dan tidak
akan menyerah.

“Apapun
yang kau katakan, akuakan berada di sisimu tanpa menyerah…,jadi jangan marah
karena tidak mampumengatakan apa yang ingin kau katakan dan katakan saja, Apa
yang sungguh ingin kaukatakan.” Ucap Sim Chung

“Baiklah….
Aku tidak bisa mengatakannya.Apa yang sungguhingin akukatakan pada ayahku.Aku
tidak bisa mengatakan semua itu. Sebenarnya Betapa sulitnya bagikusetelah pergi
dari rumah.Aku sangat tidak menyukai ayahky tapi karena kukiradia mungkin
mencariku…,aku menunggu sementara waktutanpa mengubah nomor teleponku.”
Cerita Joon Jae sambil menangis

“Tapi
akhirnya, dia tidak pernahmeneleponku sama sekali…, betapa kesepiannya aku
ini. Lalu Aku daftar dan bayarujian masuk perguruan tinggi sendirian dan di
saat aku hidup sendiri, betapa aku merindukannya…Aku
sangat…merindukannya…” ucap  Joon Jae
mengeluarkan semua isi hatinya sambil menangis dipelukan Sim Chung.

Keduanya
duduk di atas tempat tidur dengan wajah gugup, Sim Chung bertanya apakah Joon
Jae sudah merasa lebih baik sekarang. Joon Jae menganguk lalu dengan gugup
ingin membahas yang tadi, Sim Chung berpikir kalau tentang Joon Jae yang
menangis, Joon Jae mengelak kaalu tidak menangis, hanya air matanya saja yang
jatuh.

“Pokoknya,
tadi aku minumobat sebelum tidur…,jadi pikiranku pastitadi masih belum
siaga.Kau tak perlu beritahuNam Doo Hyung atau Tae Oh soal hal itu.” Ucap Joon
Jae

“Ya, aku
mengerti. Lagipula, aku ini mudah lupa.Jangan khawatir, Heo Joon Jae.Mulai
sekarang, cerita saja padaku. Apapunyang tak bisa kauceritakan pada orang
lain.Aku akan mendengarkan semuanya danmelupakan semuanya.” Ucap Sim Chung

“Sungguh,
apa kau akan melupakan semuanya?” kata Joon Jae, Sim Chung mengangguk. Joon Jae
pun bertanya apakah Sim Chung akan melupakan ini juga lalu menciumnya, Sim
Chung pun memejamkan matanya menerima ciuman dari Joon Jae. 

Joon Jae
sibuk dapur dengan masakan pasta bolognase. 
Nam Doo melihat berkomentar kalau sarapan lebih suka nasi daripada mie Tapi
Sim Chung suka dengan pasta. Joon Jae mengaku baru mengetahuinya, karena ia
memasak pasta karena ingin memakanya.

“Apa Kau
masak itu buat kau makan sendiri?” ucap Nam Do seperti tak percaya, Sementara
didalam kamar Sim Chung sibuk berdandan dengan mengunakan bedak dan lipstik. 

Joon Jae
pun menghias piring pasta dengan peterseli, Sim Chung keluar kamar dengan gown
dan terlihat sangat anggun. Nam Do langsung memuji Sim Chung dengan panggilan
“Magnificence Chung” yang  hampir seperti orang
elit Seoul, Tae O keluar dari kamar langsung mengambilnya karena Sim Chung
terlihat cantik.

Sim Chung
tersenyum mendengar pujianya, Joon Jae langsung mengambil ponsel Tae O dari
tanganya, karena tidak boleh memotret orang tanpa izin dan itu tak baik. Sim
Chung mengatakan kalau ia  tak
keberatan,  Tae O membela diri kalau Sim
Chung mengaku tak keberatan.

Joon Jae
tak bisa menerimanya langsung menghapus foto Sim Chung dari ponsel Tae O, lalu
menatap Sim Chung yang berdiri didepanya teringat kembali ciumannya selama, dan
buru-buru masuk kamar karena gugup dan mengajak Sim Chung makan saja Nam Do
sengaja mengoda kalau Joon Jae bilang 
membuatnya buat dimakan sendiri.

Joon Jae
masuk kamar lalu mengintip dari balik tirai jendal, melihat Sim Chung yang
memang benar-benar cantik duduk dimeja makan, lalu mengomel sendiri karena Sim
Chung itu bersikap biasa-biasa saja dan hanya dia saja yang merasa canggung.
Akhirnya ia duduk di kursinya dengan melihat ponselnya, lalu tersenyum melihat
foto Sim Chung yang dikirim dari ponsel Tae O dengan memujinya sangat cantik. 

Si Ah
datang menghampiri Joon Jae, yang baru keluar dari kamar kala membawakan
informasi yang ingin diketahui. Joon Jae binggung, sementar Sim Chung menatap
sinis dengan kedatangan Si Ah yang mendekati Joon Jae. Si Ah mengajak Joon Jae
berbicara di luar saja.

Nam Do
bertanya kenapa mereka tak bisa bicara didalam saja, Si Ah mengaku Ada yang
harus dijelaskan sambil melihat bahan materinya lalu mengajaknya pergi, Joon
Jae pun menyuruh mereka untuk makan lebih dulu saja. 

Sim Chung
ingin melihat Si Ah dan Joon Jae yang bicara di depan kolam renang, Si Ah sibuk
menutup semua pintu agar Sim Chung tak melihatnya, Joon Jae heran melihat yang
dilakukan Si Ah, Si Ah pun buru-buru menghampiri Joon Jae dengan berkasnya.

“Beberapa
hari yang lalu, di apartemen lokasi konstruksi pembangunan di Dapsimni…,situs
arkeologi zaman Joseon ditemukan.” Ucap Si Ahn, Joon Jae seperti tak peduli
sampai akhirnya Si Ah memberikan berkas yang dibawanya. ‘

“ Ini lokasi
kediaman keluarga Kim Dam Ryung. Saat Prof. Ha memberitahu kami, aku
langsung  kaget dan kemari buat
memberitahumu Setelah kami mengambil barang peninggalan itu dari kapal karam,
kami akan mengadakan pameran pertunjukan. Jika ada temuan lagi  di lokasi penggalian ini…, kurasa itu pasti
hebat sekali.” Kata Si Ah bersemangat

“Katamu,
ini lokasi kediaman keluarga Kim Dam Ryung?” ucap Joon Jae setelah melihatnya,
Si Ah membenarkan kalau 

Dam Ryung
bangun dari tidurnya, seperti kembali bermimpi tentang masa depan dan mengingat
ucapan Si Ah “ini lokasi kediaman keluarga Kim Dam Ryung.” Akhirnya ia monda
mandi dikamarnya sambil bergumam “Sekarang tinggal 19 hari sampai bulan
purnama. Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan agar orang dalam mimpiku
itu percaya kalau aku ini nyata?”

Di sebuah
lapangan yang sangat luas, beberapa orang sedang mengali tanah lalu berteriak
kalau menemukan sesuatu, dan salah seorang pun mencoba mengalinya dengan
mengunakan kuas agar tak rusak. 

Web optimization Hee
diam-diam menganti obat yang di dalam kotak dengan obat lainya, Tuan Heo baru
saja selesai berganti pakaian. Web optimization Hee dengan penuh perhatian bertanya apda
suaminya apa yang dikatakan rumah sakit. Tuan Heo mengatakan kalau kemungkinan
ini katarak, jadi harus minum obat.

“Cepat
minum obatmu, baru tidur. Kau kelihatan lelah sekali hari ini.” Ucap Web optimization Hee,
Tuan Heo pun meminum obat tanpa menyadari kalau obatnya sudah tertukar.

“Sayang,
karena Kepala Seksi Nam masih dalam masa kritis…, bukannya kita perlu mempekerjakan
orang baru? Apa Kau mau kucarikan pekerja barunya?” ucap Web optimization Hee seperti ingin
ada orang kepercayaan disamping suaminya.

“Kepala
Seksi Nam pasti sebentar lagi sadarkan diri, Kita bersabar saja.” Ucap Tuan
Heo, Web optimization Hee menutupi wajah cemberutnya dan menyuruh suaminya agar berbaring
ketika mematikan lampu meja terlihat wajah dingin yang sangat jahat. 

Jin Joo
masuk ke dalam salon anjing, pegawai menyapa pelanganya dengan panggilan Goo
Bek (900) yang datang lagi. Sei pemilik mengataka kalau  hidung anjingnya agak sedikit kering. Pegawai
melihat Jin Joo yang datang menyapa nama anjingnya Oh Bek (500).

Nam Doo
terlihat mengendong anjingnya menyapanya lebih dulu,  memberitahu kalau nama anjingnya itu Oh Bek
(900). Karena menghabiskan 900 juta gained dalam sebulan buat mengurus anjing ini
dan sudah menghabiskan 8.500.000 gained pada bulan ini.

Jin Joo
melonggo tak percaya mendengarnya bertanya-tanya anjingnya itu diberi perawatan
apa saja sampai  menghabiskan uang
sebanyak itu, dengan bangga kalau anjingnya itu menyekolahkannya ke Pet Royal
Faculty. Nam Do mengatakan kalau anjingnya melakukanbeberapa kegiatan sepulang
sekolah.

“Hari
Senin, kami mengajarinya kepercayaan diri. Dia terus menyalak. Hari Jumat, dia
belajar tentang sopan santun bahasa Inggris. Jadi Banyak yang diperintahkan
pada anjingku. Seperti Duduk. Berbaring. Tunggu. Makan. Kami selalu
memerintahkannya. Kata orang, itu cara orang Inggris menunggu.” Ucap Nam Do
percaya diri, Jin Joo seperti percaya mendengarnya. Akhirnya Anjing Nam Do, Go
Bek diminta masuk untuk melakukan perawatan. 

“Untuk
sementara ini, aku sudah terkesan baik di mata pelanggan kita. Untuk para
wanita Seocho-dong Council, Daechi-dong, Mal dan Pusat Seni Budaya Apgujeong
tidak ada biang gosip yang lebih baik, dibandingkan dealer Gangnam – yang telah
kupekerjakan saat ini. Ada pertemuan sosial namanya, Sawolhoe, bahwa Ahn Jin
Joo suka menghadiri… acara gosip. Dia juga pernah ikut menyumbangkan beberapa
kata.” Jelas Nam Do yang menjelaskan sambil makan jeruk dengan Joon Jae

Sementara
di sebuah ruangan seorang pria berkumpul dengan para ibu-ibu sosialita,  membahas tentang Pria yang luar biasa bernama
Kim Jae, baru saja kembali ke Korea. Kim Jae itu Selama di luar negeri, mulai berkecimpung
di actual property internasional dan mengubah dirinya menjadi orang kaya. Semua
seperti terkesima mendengarnya.

“Orang
ini punya bangunan 57 lantai di Dubai…,dan lapangan golf. Dia juga pernah bermain
golf dengan Mansour. Dia memang hebat.” Ucap si pria bangga, Jin Joo yang mendengarnya terlihat melonggo. 

“Tahun
lalu, Nyonya L-konstruksi ingin berinvestasi dan membawa kabur uangnya dan
pergi ke Dubai, namun kembali setelah dia tidak mampu melihatnya.” Cerita si pria,
Mereka tak percaya kalau  Nyonya Choi
sungguh melakukannya.

“Yah..
Tentu saja! Pokoknya, orang ini sibuk di Singapura. Dia sedang
merencanakansebuah proyek bangunan flat kecil…, tapi kembali ke Koreaterburu-buru
karena tunangannya. Dia tinggal di Seoul, tapitidak bisa hidup tanpanya.”
Cerita si pria yang membual dengan sangat menyakinkan

Mereka
pun penasaan siapa tunanganya, apakah seorang selebriti. Si Pria mengaku tidak
tahu karena wajahnya disembunyikan, tapi yang jelas Tuan Kim itu sangat menyukai
tunangannya sampai membeli semua produk di mal Gangnam, setiap hari.

Nam Doo
pikir karena ia sudah memancing goal mereka jadi  Sekarang tinggal Kim Jae dan tunangannya pergi
ke mal selama seminggu. Joon Jae bertanya siapa yang akan menjadi tuanganya,
seseorang keluar dari ruangan, dengan sepatu hells dan tak bisa berjalan dengan
tegak.

Joon Jae
melihat Tae O mengunakan pakaian wanita dan rambut wig,  merasa tak percaya kalau Nam Doo menyuruh
membawa si anak kecil itu, tapi menurutnya Tae O memang cantik lalu mengeluh
kalau terlihat agak berlebihan. Nam Doo langsung mengusulkan Sim Chung, Joon
Jae merasa kalau itu  hanya omong kosong.

“Kau belakangan
ini peduli padanya dan selalu mengajak Chung kemana pun kau pergi. Jadi, sekarang
waktu kau mau bekerja, apa kau mau meninggalkan dia sendirian?” ucap Nam Doo,
Joon Jae pikir mana mungkin membawa Sim Chung bersamanya.

“Jadi Aku
harus kemana?” ucap Sim Chung tiba-tiba datang sambil memakan jeruk, Joon Jae
terlonjak kaget melihat Sim Chung yang tiba-tiba datang.

“Hei…
Sim Chung… Bisa kau dengar Oppa sebentar? Kau suka drama, ‘kan? Sebenarnya,
orang-orang yang ada di dalam TV itu bukan orang kerdil…” kata Nam Do, Sim
Chung mengetahuinya kalau mereka ada disebuah studio atau tempat dan dinamakan
sebuah drama. Joon Jae tersenyum mendengarnya merasa Sim Chung sekarang sudah
pintar.

“Jadi,
kita akan syuting seperti sebuah drama. Peran Joon Jae dalam drama ini adalah
orang kaya dan keren.” Kata Nam Doo, Sim Chung terlihat bahagia bertanya-tanya
apakah maksudnya seorang Normal supervisor atau Direktur, karena Semua orang
keren di drama memainkanmacam-macam peran.

“Yah..
benar sekali…  Dan peran kau adalah
tunangannya. Mereka akan menikah!” kata Nam Do, Sim Chung tanpa pikir panjang
mengaku sangat menyukainya.

Nam Doo
langsung mengoda Joon Jae kalau Sim Chung memang menyukainya, Joon Jae hanya
bisa geleng-gelengkan kepala tak mengerti lalu memperingatakan Sim Chung saat
ada di tempat tersebut  ada tiga hal yang
tidak boleh dilakukan.

“Jangan
bicara… Jangan tertawa… Jangan makan…” kata Joon Jae, Sim Chung merasa
yang terakhir itu susah untuknya.

“Nanti
kubelikan makanan enak sebagai gantinya” ucap Joon Jae, Sim Chung ingin tahu
makanan apa. Joon Jae tahu Sim Chung itu suka makanan manis dengan menawakan es
krim. Sim Chung ingin minta tambahanya yaitu 
babi asam manis. Joon Jae pun langsung setuju. 

Joon Jae
dan Sim Chung bergaya seperti orang kaya dengan 3 pengawal dibelakangnya,
mereka membeli beberapa barang dengan hanya menunjuk tanpa memilihnya.Bahkan
Joon Jae meminta Sim Chung agar membeli yang dinginkanya, Sim Chung menunjuk
pakaian tas dan semua barang-barang yang wanita inginkan.

Esok
harinya pum Sim Chung dan Joon Jae kembali membeli barang-barang dengan
memborong pada sebuah pakaian dan juga perhiasana. Di sisi lain, Jin Jo
mengeluh karena tidak bisa pakai ruang VVIP sekarang, karena sebelumnya
diperbolehkan  memakai ruangan itu.
Pegawai itu meminta maaf karena  ada tamu
yang sudah memesanreservasi beberapa saat yang lalu.

“Aku juga
tamu yang memesan reservasi beberap saat yang lalu. Apa aku dinomorduakan?
Kenapa? Aku ini anggota White Magnolia Membership!” ucap Jin Joo kesal 

Saat itu
Joon Jae datang dengan Sim Chung masuk ke dalam toko, Jin Joo mengingat kalau
wajahnya Sim Chung seperti  pernah melihat
wanita itu sebelumnya lalu teringat saat itu Sim Chung duduk diminimarket
bersama dengan Yoo Na. Joon Jae mengatakan pacarnya  tidak pernah memakai sepatu yang sama setelah
dua kali jadi ingin membeli lagi.

“Seoul
ini memang tidak nyaman. Gedung antar gedung terlalu dekat… sampai kita tak
bisa naik jet pribadi, tidak seperti Dubai.” Ucap Joon Jae , Jin Joo yang medengarnya
melonggo tak percaya kalau Joon Jae membahas tentang dubai.

Nam Doo
akan masuk dengan beberapa pengawal yang membawa barang-barang belanjaan. Jin
Joo yang mengenal Nam Doo dengan memaanggil 
“Ayahnya Goo Bek”  Nam Doo
berpura-pura mengingat Jin Joo “ibunya Oh Bek” mereka pun saling menyapa

“Orang-orang
tadi, Apa Kau datang bersama mereka?” ucap Jin Joo penasaran

“Ya.. Aku
menjalankan perusahaan investasi…, dan beberapa tamu VIP datang dari luar
negeri.” Ucap Nam Doo, Jin Joo tak percaya kalau pria tadi masuk ke dalam
jaringanya. Nam Doo ingin pamit pergi tapi Jin Joo menahanya.

“Apa
orang itu, mungkin…, Apa dia datang dari Dubai? Di Dubai, dia punya gedung 57
lantai dan punya lapangan golf, pernah berteman dengan Mansour… dan
semacamnya, Apakah dia itu Kim Jae, dan itu tunangannya.” Kata Jin Joo, Nam Doo
berpura-pura panik karena Jin Joo mengetahuinya.

“Jika kau
memberitahu orang lain, bisa kacau disini. Jadi, kau tidak boleh memberitahu
siapapun.” Bisik Nam Doo, Jin Joo mengerti. 

Joon Jae
dan Sim Chung keluar dari toko, lalu Sim Chung berbisik kalau ia lapar. Joon
Jae sengaja kalau Sim Chung itu ternyata memberikan  Komentar yang bagus. Sim Chung kembali
berbisik kalau ingin makan toppoki, Joon Jae kembali komentar kalau tunanganya
itu memang tahu mana barang yang bagus. Sim Chung berbisik ingin makan soondae.  Joon Jae memuji Sim Chung itu memiliki
standar yang tak tertanding dan berjanji akan membelikanya baju.

Diam-diam
Jin Joo sengaja mengikutinya dari belakang dan Nam Doo berpura-pura menyuruh
pengawal dan Joon Jae pergi lebih dulu. Jin Joo pun memanggil Nam Doo meminta
agar memberikan bantuan  untuk mengatur
pertemuan makan antara dan keluarganya. Nam Do dengan gaya jual mahal
mengatakan ditugaskan buat mengawal mereka tapi permintaan seperti itu agak…

“Kami sebenarnya
ingin investasi juga! Aku juga ingin berkenalan dengan mereka. Bagaimana
menurutmu? Kau bisa kan melakukannya?” kata Jin Joo

“Sebenarnya,
CEO Kim sudah lama tidak berada di Korea dan dia memang pernah ingin makan
makanan rumahan Korea. Tapi aku masih belum menikah, jadi…. “ ucap Nam Do
sengaja menyinggung.

“Ah. Makanan
rumah! Kalau begitu rumahku saja, makanan di rumahku enak-enak semua! Di
rumahku… kami punya Chef Baek Jong Gained si pengusaha restoran terkenal di
Koreaversi perempuan.” Kata Jin Joo dengan bangga. 

Tuan Cha
dan istrinya makan bersama dengan Si Ah, Jin Joo membahas kalau Nam Doo akan
menanyakannya, dengan bangga kalau ini sangat hebat apabila keduanya bisa makan
dirumah mereka, menurutnya ketika semua mulai berjalan dengan lancar maka
masalah beres dan meminta bantuan bibi Mo untuk membantunya.

Bibi Mo
pun mengatakan kalau ia memang melakukan apa yang jadi tugasnya. Si Ah yang
sedari tadi hanya mendengar ceritanya siapa yang dibicarakan itu. Jin Joo
meminta Si Ah tak kaget, kalau pria yang ditemuinya ini sangat dekat dengan
Mansour, bahkan pernah important golf bareng. Si Ah merasa kalau orang itu pasti
penipu. Jin Joo terlihat kesal menedengarnya.

“Maksudku,
aku berfirasat kalau dia itu penipu dari hanya mendengar omonganmu saja.”
Komentar Si Ah

“Hei.. Apa
maksudmu? Aku bahkan dipanggil Nyonya Choi dari L-konstruksi, dan… Aku bahkan
memastikan kalau wanita itu pergi ke Dubai tahun lalu!” kata Jin Joo, Suaminya
pun yakin kalau pria itu bukan penipu.

“Lagipula
kau tidak akan membantu kami, setidaknya, jangan rusak suasana ini. Bahkan
kalau dia mengincar 100 ribu gained kami, maka dia tidak akan berani!” ucap Jin
Joo

“ Itulah
namanya tipu muslihat Ponzi yang khas. Dia menarik investor seakan mampu
segalanya tapi dia tidak membiarkan sembarang orang, yang membuat kalian lebih
mudah ditipu.” Jelas Si Ah

“Kalau
begitu, waktu kami mengundang dia makan kesini…, maka kau boleh ikut makan
dengan kami, siapa tahu dia mau menipu.” Ucap Jin Joo, Si Ah pun menerima
tawaranya. 

Ponsel Si
Ah berdering, Ia sengaja keluar dari meja makan menerima dan terlihat kaget
dengan menanyakan tempatnya, Saat itu Joon Jae dkk sudah ada di dalam mobil
dengan hujan yang turun dengan deras. Nam Doo memuji Sim Chung yang hebat,
karena sudah seperti seorang agen rahasia, Joon Jae seolah tak peduli mengataka
kalau Sim Chung memang  anak yang cerdas.

“Kalau
kau mengajarinya satu hal, maka dia bisa cepat belajar.” Ucap Joon Jae bangga,
Nam Doo mendengarnya merasa kalau tadi seprti Joon Jae seorang itu yang sedang
menyombongkan anaknya. Joon Jae menutupi rasa bangganya kalau hanya ingin
mengucapkan saja. Sim Chung pun senang karenabisa membantu Heo Joon Jae.

“Tapi Heo
Joon Jae, Apa kau tahu? Orang yang punya… mesin pengambil boneka itu, pasti
penipu. Aku terus mengambil boneka, tapi tak pernah dapat. Jadi aku bertanya ke
orang-orang… dan mereka bilang dia itu penipu. Dasar Bajingan jahat.” Ucap
Sim Chung kesal,

Semua
terlihat salah tingkah karena mereka semua sebenarnya berprofesi sebagai
penipu. Nam Do mengaku kalau penipu memang bajingan jahat tapi menurutnya tidak
semuanya orang jahat, Sim Chung tetap berpikir kalau mereka membohongi
orang-orang.

Nam Do
pun bertanya apakah Sim Chung tidak pernah bohongsekalipun. Sim Chung terdiam
karena menutupi jati dirinya sebagai putri duyung, Nam Do bertanya apakah Sim
Chung tidak punya rahasia yang tidak bisa diberitahukanya, menurutnya pasti Sim
Chungpunya rahasia.

Joon Jae
membela Sim Chung karena Nam Doo  terlalu
menyudutkanya, Nam Do kesal karena Joon Jae bertingkah seperti ibu yang membela
anaknya lalu mengoda kalau mereka merasakan perubahan antara keduanya, Joon Jae
mengaku tak ada dan menyuruh Nam Do Jangan bicara di mobilnya kalau mau bicara
lebih baik turun dari mobilnya.

Ponsel
Joon Jae berdering, Si Ah menelp. Sim Chung yang mendengar nama Si Ah terlihat
cemburu.  Joon Jae pun mengatakan pada Si
Ah akan segera datang, lalu meminta menurunkan di pingir jalan karena  harus pergi ke suatu tempat. Nam Do bertanya
mau kemana. Joon Jae mengatakan kalau Si Ah ingin menunjukan sesuatu padanya. 

Keduanya
masuk ke sebuah gedung, Si Ah mengatakan kalau ia juga belum melihatnya. Tapi
mahasiswa prasarjana yang menemukannya, kalau yang satu ini sangat istimewa,
jadi Biasanya, karya seni yang terbuat dari porselen, lukisan atau kaligrafi
yang tergali di dalam rumah maka tidak bisa ditemukan dalam keadaan baik.Tapi
yang satu ini, terkubur di suatu kotak tertutup. Joon Jae binggung maksudnya
terkubur

“Ya. Seolah-olah,
barang peninggalan itu memang dimaksudkan untuk ditemukan.” Ucap Si Ah, Joon
Jae pun hanya diam saja.

Si Ah
dengan ID Cardnya bisa membuka pintu untuk masuk ke dalam ruangan tempat barang peninggalan,
sebelum masuk Joon Jae menahanya meminta agar Si Ah memperbolehkanya agar
melihatnya sendiri. Si Ah terlihat binggung tapi akhinya memperbolehkanya.

Joon Jae
pun masuk ke dalam ruangan dengan peninggalan dahulu kala, melihat sebuah
lukisan yang digantung dan terlihat seperti masih baru. Tiba-tiba lampu
diseluruh ruangan mati. Si Ah diluar pun terlihat binggung dengan petir yang
menyambar diluar gedung. Joon Jae pun menyalakan korek api dan kaget saat
melihat lukisan wajah Dam Ryung yang sangat mirip dengan dirinya. 

Dam Ryung
mondar mandir diruanganya, mengingat Sekarang, tinggal 19 hari sampai bulan
purnama dan memikir apa yang harus dilakukan 
agar orang dalam mimpinya itu percaya kalau dirinya itu memang
nyata.  Seorang pria pun membungkuk
dengan mengambar wajah Dam Ryung yang sdang duduk seperti seorang raja
disinggasana.

“Aku
ingin gambarnya sangat mirip… Karena ini harus jadi temuan berharga untuk
waktu yang cukup lama.” Kata Dam Ryung, Si pria pun mengerti. 

bersambung ke episode 10

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Latest Articles