Joong Gained sedang bersantai di rumahnya menerima pesan
dari Ma Ri dengan bergambar Hati, dengan wajah heran membalasnya “Nn
Baek… Apa kau bermaksud mengirimkannya
untukku?” Ma Ri kebingungan membalasnya.
“Ini perasaanku padamu. Aku akan mengirimkannya satu
padamu setiap hari” tulis Ma Ri
“Kenapa kau mengirimkan perasaanmu
padaku?” balas Joong Gained
“Karena aku ingin.” Ucap Ma Ri, Joong Gained seperti santai menyuruh Ma Ri
lebih baik tidur saja. Ma Ri tersenyum merasa rencananya itu berhasil.
In Sung berbaring sendirian di kamarnya sambil menangis,
teringat saat duduk bersama di depan piano bersama Louie.
Flash Again
Louie bertanya pada In Sung apakah ia menyukai
Ma Ri. In Sung tersipu malu dan bertanya balik apakah itu
terlihat jelas. Louie mengangguk dan memastikan kalau In Sung memang
benar-benar menyukai Ma Ri, In Sung mengakuinya.
“Ada
satu hal yang harus kau tahu.… Ma
Ri menyukai Tn Cha...” ucap Louie, In Sung kaget
mendengarnya.
“Aku pikir kau harus tahu
kebenarannya. Ini
terserah padamu apakah kau
masih menyukainya atau tidak. Tetaplah
pertahankan jika kau bisa mengatasinya, tapi berhentilah sekarang jika
kau tidak sanggup.” Saran Louie.
“Apa kau tahu… kenangan tidak terlupakan seperti
apa… yang aku
dan Ma Ri bagi? Aku
bahkan berpura-pura kalau aku
kentut untuk menyelamatkan wajahnya. Itu
tidak mungkin.”cerita In Sung sedih
“Aku hanya tidak ingin kau patah
hati. Itulah
kenapa aku memberitahumu sekarang. Tapi Itu
pilihanmu untuk
mempertahankannya atau tidak. Ini
semua terserah padamu.” Kata Louie
In Sung masih menangis lalu seperti bertanya pada Ma Ri
apa yang harus dilakukanya sekarang dan Pertemuan
mereka itu…. Lalu ia bangun dari tidurnya menyakinkan
kalau hanya
hidup satu kali jadi akan
memberikan semuanya pada Ma Ri lalu mengucapkan “Aku mencintaimu, Ma Ri.”
Louie tertidur dikamarnya, mengingatkan kembali saat
Pelayan Kim dan Heo menjadi pasangan yang menikah lalu membayangkan dirinya
bersama Bok Sil menuruni tangga dan mereka pun berciuman sebagai sepasang
pegantin. Louie tersenyum-senyum sendiri membayangkanya.
“Aku juga harus segera menikah.” Kata Louie lalu akhirnya tak bisa tidur dan pergi ke
lemari pakaiannya.
Louie mencoba salah satu baju sambil berkata “Bok
Sil, menikahlah denganku.” Tapi menurutnya itu tak
cocok. Ia mencari baju lainya, sambil berkata “Bok Sil,
ayo kita hidup bersama.” dan merasa bagus. Ia
mengambil baju lain dengan berkata “Bok Sil Ayo kita
makan bersama seumur hidup kita.” Berpikir
bajunya itu tak pas.
“Bok Sil... Tinggallah disisiku selamanya.” Ucap Louie dan melihat pakaian itu tak bagus di matanya
lalu berpikir lagi apa yang harus
dikatakannya.
“Bok Sil.… Mulai hari ini, kau adalah
wanitaku…” ucap Louie menatap cermin , tapi menurutnya
itu sangat mengelikan dan terlihat frustasi.
Joong Gained masuk ke dalam gedung sambiil berteriak marah
di telp berbicara pada ibunya kalau tidak peduli apakah dia
dokter atau bukan dan tetap tidak
mau pergi kencan buta. Ia menegaskan akan
menemukan seseorang yang disukai dan berkencan dengannya dengan
bebas jad meminta ibunya itu menyerah saja karnea tidak
bisa mengontrol hal ini.
Tiba-tiba seorang wanita berkepang dua berdiri didepanya,
Joong Gained bergumam dalam hati kalau wanita itu terlihat
seperti mata-mata Korea Utara lalu bertanya-tanya
apakah wanita itu memang datang untuknya. Ketika Joong Gained akan pergi, si
wanita menghalangi jalanya.
“Apa yang kau lakukan sekarang?” teriak Joong Gained marah, Si wanita meminta agar Joong
Gained bisa meluangkan waktu beberapa menit saja. Joong Gained menjerit heran dan Si
wanita langsung menariknya untuk duduk bersama.
“Kau benar-benar gila.” Teriak Joong Gained kesal dan ingin pergi.
“Belilah ginseng.” Ucap sai wanita, Joong Gained terdiam mengingat saat
pertemuan pertama kali dengan Bok Sil, caranya dengan mengalangi jalanya dan
meminta agar membeli Ginseng liar yang dibawa dalam bajunya.
“Ini mungkin tidak terlihat
spesial, tapi ini
adalah ginseng berusia 15 tahun. Jadi Lihatlah
dulu.” Kata si wanita, Joong Gained teringat kembali dengan Bok
Sil
“Ini tidak terlihat
terlalu spesial, tapi ini benar-benar ginseng berusia 50 tahun. Aku datang ke Seoul hari ini, tapi tasku dicuri
di dalam kereta.” Ucap Bok
Sil saat ada di Stasiun kereta.
“Apa tasmu juga dicuri… saat kau datang di Seoul?” tanya Joong Gained, Si wanita terlihat binggung.
“Kenapa kau tiba-tiba menyuruhku
membeli ginsengmu?” tanya Joong Gained, Si wanita menarik Joong Gained agar duduk
dan melihatnya.
“Lihat ini. Kepalanya
menjelaskan… kalau ini
asli atau bukan.” Ucap Si wanita
memperlihatkan ginseng dalam kopernya, Joong Gained ingat dengan Bok Sil yang dulu
juga melakukan hal yang sama.
“Aku menanamnya sendiri. Jika kau tidak membelinya, kau akan
menyesal. Kau
bahkan tidak perlu memeriksanya. Ini
benar-benar ginseng asli.” Ucap si wanita, Joong Gained
mengatakan sudah mengetahuinya, Si wanita binggung bagaimana Joong Gained bisa
mengetahuinya.
“Aku tahu karena aku memiliki banyak pengalaman dengan ginseng
liar. Jadi
katakan padaku kenapa kau menyuruhku
membeli ini.” kata Joong Gained mengingat saat dengan Bok Sil
“Ini adalah ginseng
liar yang sangat langka. Kau tidak akan bisa menemukan ginseng liar seperti ini meskipun kau berpergian… ke seluruh negeri atau seluruh dunia!” kata Bok Sil saat itu mencoba menyakinkan Joong Gained agar
bisa menyakinkanya.
“Apa alasannya? Apa ini juga adalah ginseng liar
langka?” ucap Joong Gained merasa wanita itu akan sama yang
dikatakan dengan Bok Sil. Tapi si wanita merasa tak mengerti yang dikatakan,
Joong Gained pun ingin tahu sebenarnya apa yang ingin dikatakannya.
“Sebenarnya, orangtuaku… tiba-tiba jatuh sakit. Jadi, aku benar-benar membutuhkan
uang.” Cerita Si wanita
Joong Gained bertanya berapa harga yang ingin
dijualnya, Si wanita mengatakan tidak
mau menjualnya, Joong Gained kaget. Tapi si wanita
ingin ingin
kontrak dengan Singsingline. Joong Gained bergumam si
wanita itu sangat berani, lalu bisa mengerti kalau wanita itu datang bukan
menjual tapi menginginkan kontrak.
“Keluargaku memiliki ladang
ginseng. Kau
mungkin tahu kalau Geumsan terkenal
karena ginsengnya.” Cerita Si wanita, Joong Gained
mengejek wanita itu benar-benar
seperti gross sales.
“Aku harus mengurus keluargaku, jadi tidak punya waktu untuk menjelaskan semua
detailnya. Ada
pepatah yang mengatakan, “Buatlah langkah perlahan.” Karena aku sudah ada disini, jadi akan
memberimu klien yang bagus. Sepertinya
kau memiliki mata yang bagus, jadi
aku tidak akan mengatakan apapun lagi.” Kata si
wanita
“Dia benar-benar
memiliki kemampuan.” Gumam Joong
Gained, lalu menanyakan alasan si wanita ingin berkerja sama dengan Singsingline
“Karena Singsingline adalah yang
terbaik dan Aku seharusnya mengenalkan diriku
dulu... Namaku adalah Wang Mong Sil. Wang
Mong Sil.” Ucap Mong Sil. Joong Gained melihat wajah
Mong Sil seperti bersinar dimatanya.
“Selamat tinggal, Go
Bok Sil.… Selamat tinggal.… “
gumam Joong Gained dan Mong Sil pun mengulurkan tangan sambil berkata akan
menantikan bekerja sama dengannya. Keduanya pun
sepakat melakukan kerja sama.
Bok Sil memasak ramyun, Louie datang ke rumah melihat Bok
Nam sedang santai. Bok Nam menyapa kakak iparnya mengatakan ingin
istirahat di rumah hari ini karena Jalanan
terlalu rama di akhir pekan. Bok Sil mengatakan membuat
ramyeon jadi mengajak mereka makan bersama karena Bok
Nam bilang ingin makan ramyeon. Bok Nam dengan bangga
kalau dirinya itu hebat, Louie hanya bisa mengangguk dengan wajah cemberut.
“Aku ingin mengajak Bok Sil makan
diluar.” Keluh Louie kesal. Bok Sil lalu menyuruh dua pria itu
segera menyiapkan meja.
Ketiganya makan bersama dan terlihat sangat menikmatinya
walaupun hanya ramyun.
Nyonya Hong baru selesai memperbaiki video mencoba
menyalakan dan matanya berkaca-kaca melihat video yang ditontonya. Louie dengan
mulut penuh makananya bertanya kenapa Nyonya Hong menelpnya. Nyonya Hong
mengatakan kalau ia punya hadiah untuk Louie. Louie pun bertanya apa itu
hadiahnya.
Louie menonton video sendirian dan matanya menangis tak
percaya melihatnya, seperti video yang membuatnya tak percaya dan sangat
terharu.
Louie memanggil Bok Sil lewat pesanya, Bok Sil membalas
apakah Louie tidak bisa tidur lagi, Louie menuliskan sangat bersemangat dan jantungnya berdebar
sangat keras. Bok Sil bertanya tentang apa itu. Louie
mengatakan tentang menonton
movie. Bok Sil bertanya movie apa.
“Kita mengatakan akan menonton movie bersama tapi kita belum
melakukannya.” Tulis Louie,
Bok Sil mengingat terakhir kali mereka menonton movie,
keduanya keluar lebih dulu karena filmnya
terlalu menyeramkan dan itu adalah
movie pertama yang pernah ditonton. Louie mengaku kalau sengaja membawa Bok Sil menonton
movie itu karena free of charge dan mengajak agar mereka menonton yang tidak menyeramkan lain kali. Louie setuju.
“Aku akan bilang tidak pada movie
horror.” Tulis Bok Sil tak ingin mengulangi yang kedua.
“Ini sesuatu yang menyentuh.”balas Louie.
Louie mengajak Bok Sil masuk ke sebuah bioskop, Bok Sil
binggun melihat dalam studio theater yang kosong dan hanya mereka berdua. Louie
mengaku kalau menyewa
satu studio. Bok Sil kaget mendengarnya. Louie
merasa ingin
menontonnya hanya dengannya. Bok Sil ingin tahu ini
movie tenang apa. Louie mengengam tangan Bok Sil dan melihat movie sudah mulai.
Spanduk bertuliskan (PERAYAAN 30
TAHUN PUSAT PERBELANJAAN GOLD) seorang
pembawa acara memberitahu akan memulai upacara
perayaan 30 tahun Pusat Perbelanjaan Gold dan semua orang sudah
menerima semua
hadiah free of charge dari mereka jadi sekarang bersiap untuk
inti acaranya. Terlihat Nenek Choi, serta keluarga Baek
ada diatas panggung.
“Kami akan memilih penerima dari kotak musik edisi terbatas…. yang
dibuat untuk perayaan 30 tahun Gold
Group lewat undian berhadiah. Untuk
merayakan hari jadi kami yang ke-30, kami
hanya membuat 30… kotak
musik saja.” Ucap si pembawa acara
Bok Sil yang melihatnya heran, bertanya apakah ini movie
yang ingin ditontonya. Louie membenarkan dan meminta Bok Sil melihatnya. Si
pembaca acara memberitahu Hanya ada dua kotak musik lagi
yang tersisa, kotak
ke 29 jatuh pada nomor undian 81, lalu Kotak nomor 30 adalah pada Nomor
77. Seorang wanita yang sedang hamil dengan suaminya naik keatas panggung
mengendong anak perempuanya.
“Baju itu adalah…” ucap Bok Sil melihat baju yang selama ini tak ingin
melepaskanya.
“Wanita itu adalah ibumu dan pria itu adalah ayahmu.” Kata Louie, Bok Sil berkaca-kaca melihatnya.
Nyonya Choi memberikan kotak musik berharap tidak
menghilangkannya dan
menjaganya untuk waktu yang lama. Bok Sil
kecil pun menerimanya, Nenek Choi
melihat ibu Bok Sil sedang menunggu kelahiran anak yang lain. Lalu bertanya apakah sudah
menentukan nama bayinya. Ibu Bok Sil memberitahu
namanya Go Bok
Nam. Nyonya Choi pun tersenyum lalu mendoakan mereka. Mereka
berempat pun foto bersama sebagai kenang-kenangan.
Bok Sil menangis melihat wajah ayah dan ibunya yang tak
pernah diingatnya, Louie menatap Bok Sil lalu memeluknya, Bok Sil dengan
bersandar di dada Louie tak percaya ayah dan ibunya tersenyum, seperti melihat
foto itu memberikan senyuman padanya. Louie melihat Bok Sil itu memang mirip
dengan ibunya.
“Bok Sil… kau harus terus
menontonnya... Sesuatu
yang penting menunggumu.” Ucap Louie
Video terlihat seperti mengarah pada Louie yang sedang
menangis, Ma Ri datang dengan ibunya. Nyonya Hong binggung melihat Louie yang
menangis, Louie merengek bertanya Dimana miliknya. Nyonya Hong binggung bertanya apakah kehilangan
sesuatu, Louie menanyakan kotak musiknya karena ingin
kotak musik melihat Bok Sil yang masih kecil memegang kotak
musik bersama ayah dan ibunya. Nyonya Hong menjelaskan Hanya yang terpilih lewat
undian bisa mendapatkannya.
Ma Ri ikut merengek ingin kotak musik juga, Nyonya Hong
memarahi karena Ma Ri malah ikut-ikutan dan memintanya untuk berhenti menangis,
tapi Ma Ri tetap saja menangis. Nyonya Hong pun meminta pelayan agar menjaga Ji
Sung dan mengajak Ma Ri pergi agar tak menangis. Ji Sung tetap ingin kotak
musiknya.
“Oppa, jangan menangis.” Ucap Bok Sil yang memberikan kotak musik miliknya pada Louie.
“Apa kau memberikan ini padaku? Siapa namamu?” kata Louie, Bok Sil yang masih kecil menyebut namanya.
Louie mendengarnya “ Koboshi” lau Bok Sil pun berlari ke arah ibu dan ayahnya dengan
memuji kalau anak mereka memang anak
yang baik dan mereka pun pergi.
Louie melihat Bok Sil yang pergi dengan orang tuanya,
tersenyum lalu memanggil “Koboshi” dan melambaikan tangan, Bok Sil sempat menengok melihat
ke arah Louie. Louie pun dengan wajah tersenyum memutar kotak musiknya
“Kau pasti sangat terkejut.” Ucap Louie lalu memberikan kotak musik miliknya dan
dibawanya bertuliskan (KOBOSHI)
“Jangan menangis, Koboshi.” Kata Louie sama seperti yang dikatakan Bok Sil waktu
mereka masih kecil. Ia memutar kotak musiknya dan terlihat seperti Louie dan
Bok Sil yang masih kecil duduk bersama menonton movie, dengan Louie dan Bok Sil
sudah dewasa saling bergandengan tangan
Keduanya berjalan menaiki tangga rumah dengan mata Louie
yang terus menatap Bok Sil.
“Koboshiku yang ada dalam kotak
harta karunku…ada di depan mataku sekarang.” Gumam
Louie
“Louie tidak melupakanku dan selalu mengingatku setiap
saat. Terima
kasih pada hatinya, kami
bisa bertemu kembali setelah menjelajahi… jarak yang jauh untuk waktu yang
lama. Itulah
yang aku percaya.” Gumam Bok Sil yang menatap
Louie
Keduanya saling menatap dengan senyuman, Louie merasa
udara sangat dingin dan mengajaknya untuk segera masuk. Bok Sil setuju lalu
berjalan masuk dengan menaiki tanga ke atap rumah.
Keduanya berbaring dilantai sambil berpegangan tangan,
Louie merasa seperti kembali ke kampung halamannya. Bok Sil pun mengucapkan selama datang kembali pada
Louie. Louie duduk mengatakan penasaran tentang sesuatu. Bok Sil bertanya apa itu
“Ketika tidak ada yang
mempercayaiku, maka kau
percaya padaku. Apa
aku terlihat sebegitu dapat dipercayanya untukmu?”
tanya Louie
“Ketika aku tumbuh dewasa, tidak ada yang pernah mengatakan
padaku kalau aku
bisa bersandar pada seseorang. Aku
harus… menghidupi
Bok Nam dan nenekku sebagai
kepala keluargaku. Dan Kau
adalah orang pertama yang mengatakan
kalimat itu padaku. Apa
yang kau katakan… membuatku
merasa terhibur. Itu
membuatku merasa aman.” Cerita Bok Sil, Louie
mengenggam erat tangan Bok Sil.
“Bok Sil.… Aku akan… mengatakan kalimat itu… padamu… selama sisa hidupku.. Jadi Percayalah padaku.” Kata Louie, Bok Sil tersenyum dengan mata berkaca-kaca mengucapkan
terimakasih.
Keduanya saling berpelukan, Louie pun membisikan sangat
mencintainya, Bok Sil membalas kalau ia juga sangat mencintainya. Louie menatap
Bok Sil dengan merapihkan rambut Bok Sil lalu menciumnya.
THE END