PS : All photographs credit score and content material copyright : TVN
Buat kalian yang suka membaca tulisan aku
meminta dukungan dalam bentuk “Subscribe” You tube karena sedang
mencoba mengumpulkan 1,000 Subscribe.
Ik Jun
memberitahu pasienya kalau Semua hasil rekam medisnya regular jadi hanya perlu mengatur berat badan. Si kakek mengaku Namun,
anehnya, setelah operasi transplantasi hati, jadi sering flu bahakn Musim
dingin tahun lalu, merasa sengsara
karena flu.
“Oh Begitu?
Apa Kau sudah vaksinasi influenza?”
tanya Ik Jun. Si kakek mengaku tidak
“Setelah
selesai transplantasi, melihat jarum suntik saja aku ketakutan.” Jelas sang
kakek.
“Meski
begitu, seharusnya kau divaksinasi. Aku
saja divaksinasi. Jika sudah waktunya, akan kuhubungi. Kau harus vaksin.” Jelas
Ik Jun
“Namun, setelah
operasi transplantasi hati, kulitku jadi mudah menghitam. Sebelum operasi, orang
bilang kulitku bagai bocah berumur 60 tahun.” Jelas Si kakek
“Apa Kau
pakai tabir surya saat keluar rumah?” tanya Ik Jun, Sang kakek pikir Untuk apa pria pakai semacam itu jadi tidak
pakai.
“ Astaga…
Karena itu kulitmu terbakar. Lagi pula, kulitmu memang gelap sejak dahulu.”
Jelas Ik Jun seperti menahan emosi
“Omong-omong,
setelah operasi transplantasi hati, kakiku sakit walau baru berjalan satu jam. Baru
berjalan sedikit, kakiku kesemutan, pinggang pun sakit.” Keluh sang kakek
“Pak,
berapa umurmu tahun ini?” tanya Ik Jun. Sang kakek dengan malu-malu mengaku Delapan
puluh empat tahun. Ik Jun hanya bisa tersenyum karena tak bisa berbuat apapun.
Dokter
Jang memberitahu Ik Jun kalau Park Jong-jin yang dirawat karena kanker hati ingin
bertemu kau setelah tahu tumornya lebih besar daripada dugaan. Ik Jun pikir akan
menjelaskannya sebelum pulang setelah menengok adiknya.
“Kau
istirahatlah.” Ucap Ik Jun. Dokter Jang menganguk mengerti.
Mereka
pun menunggu raise bersama, Ik Jun menengok lalu menyuruh Dokter Jang agar naik
raise berikutnya dan bergegas masuk. Dokter Jang bingung. Ik Jun pun menunjuk ke
arah belakang seperti kode. Dokter Jang masih saja bingung.
Saat itu
Jung Gained tiba-tiba datang akan naik raise. Dokter Jang gugup bertemu dengan pria
yang disukainya lalu menyapanya lebih dulu. Jung Gained pun membalas seperti tak
terjadi apapun.
Ik Solar
duduk makan dengan lahap di atas tempat tidurnya. Ik Jun mengeluh adiknya itu seperti binatang
buas dan menyuruh agar Makanlah makanan matang karena Manusia sudah pakai api
sejak dahulu. Ik Solar mengeluh kalau Semua
matang, kecuali kimchi.
“Apa Ibu
meneleponmu?” tanya Ik Jun. Ik Solar membenarkan menurutnya ibu mereka itu berfirasat.
“Dia
menelepon kemarin dan hari ini.” Ucap Ik Solar. Ik Jun memastikan kalau adiknya
tak bilang tentang keadaanya.
“Tentu
tidak.. Untuk apa bilang? Ibu pasti cemas… Omong-omong, sepertinya Jun-wan
terampil. Aku merasa baik. Padaal Kepalaku cuma agak pusing.”cerita Ik Solar
“Astaga,
cara bicaramu… Kau hampir 40 tahun. Jangan bicara seperti bocah.”ejek Ik Jun
“Kami
lama tak bertemu, Jun-wan kini tampak tua.” Kata Ik Solar. Ik Jun pikir itu pasti karena Jun Wan juga 40 tahun
sebentar lagi.
“Apa Dia
takkan menikah?” tanya Ik Solar. Ik Jun pikir adiknya yang harusnya menikah.
“Apa Jun-wan
sudah kemari hari ini?” tanya Ik Jun. Ik Solar menjawab Jun Wan sudah datang empat kali bahkan ke
ruanganya terus.
“Kurasa
dia pikir aku masih SMP.” Ucap Ik Solar bahagia. Ik Jun mengeluh mendengarnya.
Saat itu Jun Wan datang, Ik Solar pun bahagia karena datang untuk yang kelima
kalinya.
“Perkenalkan,
Dokter. Dia kakak kandungku.” Kata Ik Solar seperti membuat drama. Ik Jun pun
berpura-pura baru kenal meminta agar bantuanya.
“Aku Lee
Ik-jun, kakak kandung Mayor Lee Ik-sun. Terima kasih banyak kau sudah mengobati
adikku. Astaga. Seperti katanya, kau tua dan belum menikah.” Ucap Ik Jun
“Ya,
begitulah. Mohon maaf. Dari tingkahmu, tampaknya kau sudah boleh pulang. Aku
sudah siapkan surat dokter dan surat rawat jalan. Kau bisa pulang besok.” Ucap
Jun Wan. Ik Su menganguk mengerti.
“Kau tidak
langsung ke markas, ‘kan?” tanya Jun Wan. Ik Jun memberitahu adiknya cuti dua
pekan jadi akan istirahat di rumahnya.
“Kau tak
ke Changwon? Tinggal dengan ibumu.” Tanya Jun Wan. Ik Jun memberitahu kalau ibu
mereka masih belum tahu lalu meminta tissue pada adiknya.
“Omong-omong,
sepertinya rumah sakit ini ramah lingkungan, disini Ada burung.” Kata Ik Solar.
Jun Wan kaget kalau Ada burung masuk?
Ik Solar
langsung membuat tissue jadi burung lalu membuat tanganya juga jadi buru. Jun
Wan hanya tersenyum melihat tingkah adik temanya. Ik Jun mengeluh ini
melelahkan yaitu menjadi kakaknya melelahkan. Ik Solar pun meminta burungnya agar
berhenti.
Ik Jun
bingung dengan yang dikatakan adiknya. Ik Su memberitahu Buljajangmyeon Enak
sekali. Jun Wan ingin tahu apakah rasanya pedas. Ik Su menjawab sedikit
menurutnya Ini jajangmyeon terbaik yang
sudah dimakan.
“Sudah
kucoba semua jajangmyeon dekat markas dan di kedai ini nomor satu. Sangat enak!
Kau harus coba.” Ucap Ik Jun bangga
“Seenak
apa pun, untuk apa jauh-jauh ke sana hanya demi
Jajangmyeon?” ejek Ik Jun
“Bagaimana
bisa kau tak pernah mengunjungi adikmu di Inje?” keluh Ik Solar. Ik Jun mengaku datang
saat kau di Cheorwon!
“Itu tiga
tahun lalu!” balas Ik Solar. Ik Jun mengaku sibuk bekerja! Bahkan harus urus anak
dan pasien.
“Aku juga
sibuk! Prajurit bawahanku saja ada 300. Apa Kau tak iba pada adikmu yang
terjebak di Inje dan cuma makan buljajangmyeon?” keluh Ik Solar.
“Apa kau
bilang? Sejak jadi perwira kau sering libur! Mayor tentara bukan melindungi
negara, malah jalan-jalan!” ejek Ik Jun.
“Kapan
aku jalan-jalan? Aku tak bisa lewati perbatasan. Aku terjebak di Inje! Aku
makan semua trout dan salmon!” kata Ik Sn
“Kau
memang suka sashimi sejak dahulu! Kenapa bilang begitu padahal kau makan karena
suka? Lalu buljajangmyeon yang enak? Jika makan enak tiap hari, kau bahagia
tiap hari. Untuk apa aku iba?”ejek Ik Jun.
Keduanya
saling adu mulut seperti sedang beradu rap. Jun Wan yang melihatnya berkomentar
keduanya luar biasa karena sepertipenyanyi rap? Jadi harusnya jadi penyanyi
rap. Ik Solar mengaku Dulu mereka pernah berlatih rap bersama.
“Kami
ikut kontes komedi saat aku kelas dua SMP dan dia satu SMA. Kami jadi penyanyi
rap, tapi gagal.” Ucap Ik Solar
“Kontes
komedi?” kata Jun Wan bingung. Ik Jun pikir itu masa lalu lalu membahas Jun Gained mau bertemu siapa di sini/
“Apa Bukan
kau?” ucap Jung Wan. Ik Jun yakin bukan untuk apa adiknya menemuinya.
“Dia
pasti mau bertemu teman.” Kata Ik Jun. Ik Su mengaku Tadinya
berniat bertemu kakaknya dan temannnya.
“Dia
teman dekatku, dan selalu bekerja di akhir pekan. Jadi, aku datang memberi kejutan.”
Ucap Ik Solar siap-siap berdandan.
“Astaga..
Apa Temanmu pria?” tanya Ik Jun. Ik Solar membenarkan. Ik Jun pikir itu pacarnya.
Ik Solar mengaku bukan.
“Dia
sahabatku di militer.” Kata Ik Solar. Ik Jun mengoda kalau pasti bukan seperti
itu. Ik Solar menegaksan kalau mereka cuma teman
“Sama
seperti kau dan Tune-hwa.” Jelas Ik Solar. Saat itu Dokter Ahn datang melonggo
dari pintu dan langsung berkata “Hormat!”
“Lama tak
jumpa, Mayor Lee! Kau tak apa? Maaf aku tak datang kemarin.” Ucap Dokter Ahn.
“Hei, Warga
Sipil! Kau tampak hebat.” Kata Ik Solar. Dokter Ahn kaget melihat Ik Jun dan Jun
Wan ada didalam ruangan dan langsung menyapanya.
“Apa ini?
Dokter bedah saraf, Ahn Chi-hong? Kalian berteman? Benar! Kau lulusan Akademi
Militer, ya? Kenapa tidak terpikir?” ucap Ik Jun bangga. Sementara Jun Wan
terlihat berpura-pura sibuk.
“Aku juga
tidak menyangka… Kalau Dipikir sekarang, nama kalian sangat mirip.” Ucap
Dokter Ahn. Ik Jun memastikan kalau keduanya saling mengenal. Dokter Ahn
membenarkan.
“Selain
itu, aku setuju… Aku suka Ahn Chi-hong… Luar biasa. Kalau Ahn Chi-hong… Hei,
aku setuju.” Ucap Ik Jun memberikan kode agar adiknya bisa menikah
“
Hentikan!.. Hei, hentikan omong kosongmu.” Keluh Ik Solar. Dokter Ahn terlihat
bingung.
“Hei…Tune-hwa
sudah beli gimbap kesukaanmu. Ayo!” kata Jun Wan menarik Ik Jun agar keluar
dari ruangan, wajahnya terlihat menahan rasa cemburu.
“Tunggu
Sebentar. Tolong urus adikku. Dia mungkin agak kasar, tetapi sangat humoris… Paham?”
ucap Ik Jun memberikan dukungan adiknya sebelum pergi. Ik Solar mengeluh dan
mengajak Dokter Ahn untuk duduk dengannya.
Dokter
Jang memesan Satu es latte ukuran besar sambil membawa kipas karena udara
sangat panas, lalu bertany pada assistentnya mau minum apa. Ass mengaku mau jus tomat. Dokter Chu datang menyapa Dokter Jang lalu
bertanya siapa pria yang ada disampingnya.
“Dokter
magang bedah umum.”ucap Dokter Jang. Dokter Chu pun menyapanya lalu minta satu
jus tomat juga.
“Perkenalkan.
Dia dokter residen obstetri-ginekologi, Chu Min-ha.” Kata Dokter Jang. Si
dokter pun menyapa balik.
“Ya. Apa
Hanya satu orang? Apa Dokter magang bedah umum sendiri?” tanay Dokter Chu.
“Ada satu
lagi, tetapi ada konferensi metastasis lever untuk pasien kanker payudara. Dia
ikut konferensi itu… Lalu Kau bilang ada kencan makan siang?”ucap Dokter Jang
“Kencan
apanya? Kami hanya makan sebentar karena dia minta traktir.” Jelas Dokter Chu.
“Pacarnya
delapan tahun lebih muda… Dia hebat.” Ucap Dokter Jang. Dokter Chu mengaku Tujuh
tahun.
“Apa Mau
bahas soal itu?” kata Dokter Chu. Dokter Jang pikir harus pergi. Saat itu
Dokter Bong datang meminta agar membelinya minum.
“Es latte
dengan es yang banyak.” Ucap Dokter Bong. Dokter Chu akhirnya memesan untuk
seniornya.
“Kalian
dekat sekali.” kata Dokter Jang. Dokter Chu mengaku Belakangan ini, sering mengganggunya.
“Aku
minta les privat tentang sifat Dokter Yang Seok-hyeong karena sulit sekali
memahaminya.” Akui Dokter Chu.
“Aku bisa
menceritakan dengan akurat tentang lima sekawan klub komedi dari sisi teman seangkatan.
Mulai dari masalah cinta, keluarga, sampai sifat sebenarnya. Asal belikan aku
kopi.” Kata Dokter Bong.
Dokter
Chu melihat minuman Dokter Jang sudah siap jadi bisa segera pergi tapi Dokter
Jang menatap Dokter Bong seperti ingin tahu kalau tentang lima sekawan.
Dokter
Ahn memeriksa pasien seperti bukan dari korea lalu bertanya kapan kejadiannya.
Si pria mengaku Sudah satu jam dan temanya
pingsan saat mandi. Dokter Ah meminta pasien agar bisa mengerakan
kakinya lebih dulu.
“Dia
bukan warga Korea, ‘kan?” ucap Dokter Ahn. Si pria membenarkan.
“Dia
mengalami perdarahan intraserebrum. Jika tekanan darah terus tinggi, perdarahan
bisa makin parah dan menyebabkan kematian. Kami sudah siapkan tempat di Unit
Perawatan Intensif. Dia harus dioperasi sore atau malam ini. Mohon tanda
tangani ini.” Jelas Dokter Ahn. Si pria terlihat bingung.
Seorang
ibu mengaku kalau anaknya Tiba-tiba keluar darah. Suk Hyung ingin tahu Sejak
kapan. Sang ibu menjawab Sudah dua atau tiga hari. Suk Hyung bertanya Apa volumenya
banyak dan terasa sakit seperti menstruasi. Ibunya pikir Sepertinya tidak.
“Ceritakan
semuanya kepada Dokter.” Ucap Ibunya pada sang anak yang terus saja menunduk.
“Dia
sangat pemalu… Konon anak muda zaman sekarang liar, tetapi dia begitu polos.
Astaga.” Ucap Ibunya.
“Baik.
Kita coba tes sonografi… Mohon tunggu di luar sebentar. Kami panggil jika
sudah selesai.” Ucap Suk Hyung. Ibunya meminta anaknya agar tenang dan berjalan
keluar.
“Dokter,
ini bukan pendarahan implantasi, ‘kan? Aku berhubungan intercourse dengan pacarku
sekitar dua pekan lalu.. Sialan, aku celaka. Aku tidak hamil, ‘kan? Ibu bisa
membunuhku. Dasar Berengsek! Sudah kubilang pakai kondom!”ucap si anak terlihat
tak seperti anak yang polos
Suk Hyung
dan perawat hanya bisa menatap bingung. Suk Hyun lalu mengaku kalau mereka
masih belum tahu dan menurutnya Tak semua pendarahan vagina berarti implantasi
di uterus. Sang anak pun bertanya Apa masih boleh berhubungan seks. Suk Hyung
hanya bisa menatap bingung.
Pria muda
membagikan nasi kotak dimeja, seniornya brtanya dokter magang itu Berapa
umurnya. Sang pria mengaku 26 tahun. Semua tertawa menurutnya itu masih bayi
dan sangat iri mendengarnya. Saat itu Dokter senior masuk
“Astaga,
lapar sekali. Kita rapat sambil makan, ya?” kata Dokter Senior lalu mengambil
kotak makanya.
“Maaf,
Semua! Jadwal rawat jalanku baru selesai.” Ucap Ik Jun masuk ruangan lalu
melihat dokter magang hanya berdiri
“Im
Chang-min… Umur 26 tahun, asal Cheongju, pacarnya junior di kampus. Minuman
kesukaanmu, Tesla?Apa Kau tahu Tesla? Bukan perusahaan mobil! Minuman yang
dicampur… Ahh… Aku belum makan. Lapar sekali.” ucap Ik Jun menyudahi
ucapanya.
“Astaga
Apa ini? Apa Kita harus bayar makanan seperti ini? Ini sungguh penipuan. Bukankah
begitu?” ucap Senior mengeluh. Ik Jun menatap samil memakan nasi kotaknya,
Dokter Im terlihat bingung.
Sementara
Dokter Ahn kaget setelah mendenagr sesuatu. Perawat memberitahu kalau pasien
tadi ingin pulang. Dokter Ahn pikir Pasien itu bisa mati kalau pulang. Perawat
memberitahu kalau Katanya si pasien yang tak punya biaya.
“Bukankah
ada Bagian Pelayanan Sosial? Orang asing juga bisa dapat bantuan.” Ucap Dokter
Ahn.
“Aku
sudah bertanya, tetapi pasien itu tak punya paspor dan sulit mendapatkan bukti
pendapatan. Rumah sakit tak bisa membantunya. Bagaimana ini?” ucap Perawat.
Dokter Ahn memikirkan sesuatu.
Dokter
Bong duduk bersama dengan Dokter Jang dan Dokter Chu dan anak magang mengatakan
akan rangkum tentang mereka berlima jadi merkea harus dengar baik-baik. Ia memberitahu
kalau mereka bisa disebut Minus Lima dan menyebutnya seperti itu.
“Bukan
kau harus pergi?” kata Dokter Chu. Dokter Jang tak peduli ingin tahu apa
artinya Masing-masing punya kekurangan
“Benar!
Masing-masing tidak punya sesuatu… Pertama, Chae Tune-hwa.Dia Wanita
satu-satunya dan pilar emosi mereka. Pada dasarnya, Tune-hwa tidak punya
kekurangan.” Jelas Dokter Bong
“Dia tak
hanya mahir mengerjakan pekerjaan sendiri, juga suka membantu pekerjaan orang. Bila
ada waktu, aku berniat menulis biografinya.”ucap Dokter Bong. Dokter Jang
mengaku dengar rumornya.
“Dia
lebih daripada rumor. Tune-hwa tipe kutu buku sempurna,tetapi juga suka
bersenang-senang. Dia suka perjamuan kantor, pandai minum, dan kadang melakukan
hal-hal gila. Dia sangat polos.”ucap Dokter Bong
“Mungkinkah
itu pada umurnya?” ucap Dokter Jang. Dokter Bong mengeluh Memang umur mereka
itu kenapa.
Dokter
Ahn perg menemui Tune Hwa memberitahu kalau Bagian Pelayanan Sosial bilang akan
mengusahakannya, tetapi butuh waktu jadi Menurutnya pasien ini tak boleh pulang
dan ia bingung harus bagaimana. Akhirnya Tune Hwa mengambil ponselnya.
“Bukankah
di rumah sakitmu sebelumnya, ada Malaikat Penolong atau semacamnya?” kata Tune
Hwa
“Jung-won
paling tahu masalah itu. Tidak. Di Bagian Pelayanan Sosial Pusat Medis
Kangwoon, ada orang bernama Hyun Jung-mi. Hanya dia yang berhubungan langsung
dengan sponsor.”kata Jun Wan
“Baiklah.
Aku minta nomornya. Apa Kau punya nomor teleponnya?” ucapSong Hwa.
“Berikan
nomornya. Akan kuhubungi.?” kata Dokter Hwa, tapi Tune Hwa memilih untuk
menelpnya sendiri.
“Dia
pasien perdarahan intraserebrum. Pendarahannya disebabkan darah tinggi Jadi,
harus segera dioperasi sebelum memburuk. Apa dia bisa dapat bantuan?” ucap Tune
Hwa menelp
“Dia dari
mana?” tanya Tune Hwa. Dokter Ahn menjawab kalau dia dari Indonesia dan
berpikir kalau ia yang akan menelpnya.
“Dia Dari
Indonesia… Tidak ada waktu lagi. Ini nomor ponselku. Bila ada pertanyaan, mohon
segera hubungi nomor ini. Apa Malaikat
Penolong bisa segera dihubungi? Kami terburu-buru. Saat ini kondisi pasien
buruk. Mohon segera mengabariku. Baiklah.”Ucap Tune Hwa.
“Biasanya
dia segera membalas. Jadi, kita tunggu sebentar. Kalau begitu, urusan biaya
rumah sakit sudah beres.Lalu Dia kini di mana?” kata Tune Hwa.
“Dia Masih
di IGD.” Ucap Dokter Ahn. Tune Hwa meminta agar
cepat pindai CT dan siapkan operasi.
“Kuhubungi
Anestesiologi untuk pesan Ruang Operasi.” Kata Dokter Ahn. Tune Hwa mengaku
sedang menghubungi jadi Dokter Ahn agar Cepat pergi siapkan operasi.
“Ini aku.
Aku akan premedikasi. Tolong siapkan satu ruangan.” Ucap Tune Hwa di telp.
Dokter Ahn melihat Tune Hwa seperti tak percaya kalau Tune Hwa sangat sigap.
Dokter
Bong akan membahas tentang Jun Wan.
menurutnya Jun-wan sangat kompeten sebagai dokter bedah, tetapi dia tidak
sopan.”
Di ruang
operasi, Jun Wan bertanya apakah Sonografi bagus. Ass-nya menjawab tertutup
dengan baik. Jun Wan mbertanya Tidak ada pendarahan. Ass menjawab tak ada. Jun
Wan memanggil Do Jae-ha dan bertanya Kenapa harus hati-hati dengan nodus AV.
Tapi ada sahutan.
“Aku
tanya, kenapa harus hati-hati? Hei!” teriak Jun Wan dan melihat Dokter Do yang
sedang tertidur saat operasi. Dokter Do pun terbangun.
“Apa Operasiku
membosankan?” ucap Jun Wan. Dokter Do refleks menjawab sedikit lalu mengubah
mengaku kalau Sangat menarik dan akhirnya meminta maaf.
“Bagaimana
kau bisa tidur di saat penentuan hidup dan mati?” ucap Jun Wan .
“Aku juga
sedang dalam penentuan hidup dan mati. Jadi… Astaga! Maafkan aku.” Ucap Dokter
Do.
“Dokter,
operasi lancar tanpa pendarahan. Kami
akan menyelesaikannya.” Kata Ass. Akhirnya Jun Wan pun akan melepaskan jubahnya
dan mencoba untuk mengontrol emosinya.
“Kita
punya video operasi tetralogi fallot, ‘kan? Beri dia video itu untuk
introspeksi diri.” Ucap Jun Wan.
Dokter
Chu melihat Dokter Jang Gyeo-ul mendengar cerita sampai ari lirunya mengalir.
Dokter Jang mengejek kalau pipi Dokter Chu berliur? terlalu merah. Dokter Chu pikir kalau
blush onnya itu Berlebihan. Dokter Jang membenarkan.
“Aku
hanya ingin tampak lebih muda tiga atau empat tahun.” Kata Dokter chu. Dokter
Jang pikirDokter Chu itu tampak lebih muda 34 tahun.Dokter Chu mengeluh kesal
mendengarnya.
“Selanjutnya..
Dokter Yang Suk Hyung” ucap Dokter Chu penasaran. Dokter Bong pikir Dokter Chu
sudah tahu.
Suk Hyung
menonton selection Present di ponselnya lalu tertawa sendiri. Salah seorang perawat
menyapanya dari dalam raise. Suk Hyung yang anti sosial berpura-pura sedang mengangkat
telp dan bergegas pergi, tapi sayangnya telpnya saat itu malah berdering.
Dokter Bong dan Dokter Chu tahu kalau Suk Hyung
ituTak pandai bersosial. Suk Hyung pun juga terus menonton selection present dan
tertawa sendiri didalam raise tanpa peduli ada dua petugas yang datang.
Dokter
Bong bertanya siapa yang tersisa, Dokter Chu menjawab Lee Ik Jun dan Dokter
Jang menjawab Ahn Jung-won seperti sangat penasaran dengan sosok pria itu.
Dokter Bong mengumpat Lee Ik Jun si pria berengsek…
“Dia
peringkat pertama saat masuk Fakultas Kedokteran, begitu juga saat lulus.” Ucap
Dokter Bong. Semua tak percaya mendengarnya.
“Dia
peringkat satu KMLE di angkatan kami.” Kata Dokter Bong. Dokter Ahn memastikan
kalau itu Bukan peringkat satu komedi. Dokter Jang mengaku dengar juga begitu.
“Saat
kuliah, dia pada dasarnya hidup di kelab, tetapi tetap juara satu. Entah dia
pintar atau belajar diam-diam. Pokoknya, Ik-jun selalu juara satu saat praktik
atau ujian. Jadi, kalian tahu apa kekurangannya?” ucap Dokter Bong
“Kerendahan
hati?” kata Dokter Chu. Dokter Bong tahu kalau itu benar. tetapi entah karena merasa dirinya yang
terbaik,
“Ik Jun tidak
punya inferioritas, prasangka, dan selalu percaya diri.” Kata Dokter Bong.
“Hidupnya
tidak pernah sial.” Jelas Dokter Chu. Dokter Bong membenarkan.
Saat itu
dokter senior terlihat sangat marah karena harus bayar makanan seperti ini yang
menurutnya Ini sungguh penipuan. Ik Jun akhirnya bicaar pada dokter senior selalu
makan makanan yang disediakan, tetapi selalu mengeluh.
“Kau Makan
saja. Ini enak.” Ucap Ik Jun. Si dokter senior bingung.
“Mulai
sekarang, harus bayar 10.000 received setiap kali bicara. Setuju?” kata Ik Jun
mengancam.
“Hei!
Kenapa 10.000 received? Itu terlalu mahal! Makanan ini saja pasti tak sampai 10.000
received.” Keluh Dokter senior.
Ik Jun
terus menghitungnya dengan jari. Dokter senior akhirnya berhenti mengomel. Ik
Jun berkomentar kalau Dokter Senior itu berhenti di 40.000 received dan mereka pun
makan. Dokter Im pun bisa tersenyum dibela oleh Ik Jun.
Dokter Bong
pikir sekarang yang Tersisa Ahn Jung-won,
Dokter Jang penasaran ingin mengetahuinya. Dokter Bong menjelaskan Jung-won it tidak
materialistis. Dokter Chu mengeluh karen memang pasti seperti itu. Karena Jung
Gained itu konglomerat.
“Kalau
aku jadi dia pun pasti tidak akan materialistis.” Kata Dokter Chu.
Jung Gained
berbicara ditelp di depan mesin atm mengataka
sudah mentransfer tadi jadi nanti akan kutransfer lagi jika whole biaya
operasi sudah keluar. Ia pun meminta tolong sampaikan jangan khawatir dan jalanilah
operasi serta pengobatan dengan baik.
Setelah
itu Jung Gained ingin melihat saldonya. -PENARIKAN: 100.000 WON, SALDO: 305.000
WON- Saat itu Jun Wan datang berkomentar kalau temanya itu punya kehidupan
lain. Jun Gained kaget melihat temanya yang datang tiba-tiba
“Kita sudah
gajian. Mana uangmu?” ucap Jun Wan. Jung Gained kesal karena temanya itu malah melihat
rekening orang
Jadi Ke
mana semua uangmu? Berengsek.” Uacp Jun Wan kesal. Jung Gained menyakinkan kalau
pergi ke tempat yang sangat baik.
“Omong-omong,
tidak ada pasien VIP belakangan ini.” Ucap Jung Wan mulai membahasnya.
“Kenapa? Apa
Kau mulai memperhatikan manajemen rumah sakit?” ejek Jun Wan. Jung Gained mengaku Bukan
manajemen, tetapi uangnya.
“Apa Kau
tak lihat berita? Anggota Dewan Sim Yeong-su akan jalani transplantasi hati.
Dia masuk Bangsal VIP sore ini, bahkan Operasinya sebentar lagi.” Jelas Jun
Wan. Jung Gained pikir senang dengan mendengarnya.
“Konon
dia akan memakai keempat kamar VIP yang mahal itu. Seharusnya cukup dua kamar, dia
dan putranya, tetapi dia sewa semua kamar karena banyak mata dan telinga, serta
takut beredar rumor.” Jelas Jun Wan.
“Serius?
Dia sungguh seorang VIP… Aku harus beli jus dan menjenguknya. Omong-omong,
siapa nama putranya?” kata Jung Gained. Jun Wan menjawab. Sim Yeong-ho.
“Benar!
Sim Yeong-ho… Dia yang sering ke kelab bersama Ik-jun, ‘kan?” ucap Jung Gained
penuh semangat. Jun Wan membenarkan.
“Ini Sulit
dipercaya. Dahulu dia hidup bagai sampah. Ada apa dia sampai mendonor hati kepada
ayahnya? Putranya yang mendonor, ‘kan?” kata Jung Gained.
“Menurut
Ik-jun, dia kini dewasa. Mereka bertemu saat tes kecocokan dan konsultasi…
Katanya dia menjadi lembut. Aku ada waktu. Apa Mau makan tteokbokki?” ucap Jun
Wan.
“Aku
harus bertemu Suk-hyung. Aku harus rapat dengannya soal pasien gastroschisis”
kata Jung Gained.
“Hei,
jangan bahas itu di depan Suk-hyung… Jangan bahas Sim Yeong-su. Dia bisa gila
lagi.”pesan Jun Wan memperingati. Jung Gained menganguk mengerti.
RUANG
SEMINAR 1
Suk Hyung
duduk sendiri melihat berita “PREDATOR SEKSUAL SIM YEONG-SU AKAN OPERASI
TRANSPLANTASI DIA DIRAWAT DI PUSAT MEDIS YULJE. DIA DIDENDA ATAS TUDUHAN PELECEHAN
SEKSUAL PRAMUGOLF”
Saat itu
ibunya menelp seperti ingin memastikan apakah Suk Hyung sudah makan. Suk Hyung
mengaku sudah dan bertanya balik ibunya makan apa. Ia lalu memberitahu kalau
baru saja gajian dan ingin tahu apa yang harus dilakukanya.
Dokter
Jang bertanya apakah Dokter Ahn Jung-won tidak pernah pacaran saat kuliah.
Dokter Bong ingin memahas Jung Gained tapi tersadar kalau mereka itu sedang
senggang karena saat seumuran mereka.. Dokter Jang tersadar dan langsung
bergegas pergi.
Dokter
bertanya pada si kembali apakah mereka sudah belajar tentang penyakit pasien. Hong
Do mengaku sudah tapi tak bisa menyebut nama penyakitnya. Yun BOk menjawab itu
Gastroschisis yaitu Cacat lahir pada dinding perut.
“Penyakit
apa itu?” tanya Dokter. Yun Bok menjawab
Otot perut janin tidak dapat berkembang, sehingga usus bayi keluar
tubuh.
“Pasien
itu terdiagnosis di usia kehamilan berapa?” tanya Dokter. Yun Bok menjawab Pasien terdiagnosis gastroschisis saat usia
kehamilan 20 pekan, dan sekarang sudah 36 pekan.
“Kau
lebih baik daripada aku.” Puji Dokter. Hong Bong bertany aapakah kemungkinan
bayi meninggal tinggi
“Tidak.
Kasus ini tidak banyak, tetapi kadang terjadi. Sebagian besar dioperasi begitu
lahir. Lalu Mereka bisa sehat lagi. Kita harus konsultasi dengan dokter bedah
anak karena bayi harus segera dioperasi begitu lahir. Hari ini akan ada rapat
dengan dokter bedah anak.” Jelas Dokter
“Memangnya
kami boleh ikut? Kalau lihat di drama, suasana rapat biasanya mengerikan.” Ucap
Hong Bo.
Sementara
di dalam ruang rapat, Jung Wan merengek sepert anak kecil mengeluh KenapaTidak
bisa operasi saja jadi memohon agar bisa bedah cesar saja. Suk Hyung kesal
kalau itu Memang bisa diputuskan sesuka Jung Wan karena itu sudah keinginan
pasien. Suk Hyung meminta anak buahnya menjelaskan. Dua dokter residen tak
percaya meliha kalau ternyata rapatnya terlihat lebih santai.
“Aku
sudah periksa ibunya. Panggulnya baik. Kepala bayi juga sudah turun ke panggul.
Kami rasa persalinan pervaginam lebih mudah” jelas Dokter.
“Itu
artinya persalinan regular.” Kata dokter pada dua dokter residen. Dokter Jang
pun membagikan makan pada juniornya.
“Tapi
Syukurlah.. Ukuran bayi tidak terlalu kecil, ‘kan?” kata Jung Gained. Suk Hyung membenarkan
Tidak terlalu kecil.
“Sebenarnya
ada kekhawatiran persalinan pervaginam dapat meningkatkan infeksi kepada bayi
merah, tetapi bukan berarti bedah cesar bisa menurunkan bahaya infeksi. Hal
terpenting adalah pasien sangat ingin persalinan pervaginam.” Jelas Suk Hyung.
“Baiklah…
Namun, kita belum tahu kapan bayi lahir. Bagaimana kalau saat lahir aku juga
sedang operasi?” ucap Jung Gained.
“Benar
juga… Karena itu, aku akan pantau sampai pekan ke-38, kemudian induksi.” Kata
Suk Hyung.
“Sial! Kenapa
baru bilang itu sekarang? Jangan tertawa.” Kata Jung Gained melihat Suk Hyung yang
tertawa. Dokter Jang terus makan snack seperti ingin mengurangi rasa groginya.
“Hei, pasien
juga pasti ingin anaknya dioperasi oleh dokter bedah anak yang mengamatinya
sejak awal. Dia tidak ingin bedah cesar, tetapi bersedia induksi.” Jelas Suk
Hyung
“Dengan
induksi, biasanya bisa memilih tanggal lahir anak.” Jelas Dokter pada dua
dokter residen.
“Syukurlah.
Kalau begitu, lakukan saat aku tak ada jadwal rawat jalan.” Ucap Jung Gained.
“Baiklah…
Sekarang pekan ke-36 hari kedua. Jadi,
induksi dilakukan dua pekan lagi.” Ucap Suk Hyung lalu menyudahi rapat ini. Semua pun setuju.
“Hei,
malam ini kau punya janji?” tanya Suk Hyung. Jung Gained mengaku tak ada lalu
mengajak minum bersama.
Suk Hyung
setuju, Jung Gained tanpa banyak berkata-kata langsung memberikan banyak kue pada
Dokter Jang yang terus makan. Dokter
Jang hanya bisa melonggo seperti mendapatkan perhatian. Suk Hyung
bertanya bagaimana dengan yang lainya apakah Ik-jun punya janji.
“Anggota
Dewan Sim mulai dirawat hari ini. Dia harus mendampinginya.” Ucap Jung Gained.
“Apa Anaknya
yg mendonor?” tanya Suk Hyung. Jung Gained membenarkan. Suk Hyung pikir kalau itu
hanya sandiwara. Jung Gained hanya bisa terdiam lalu memukul mulutnya karena sudah
keceplosan.
Bersambung
ke half 2
comply with account IG aku yah dyahdeedee09 & Twitter @dyahdeedee09 jadi biar makin
semangat nulisnya. Kamsahamnida.